cover
Contact Name
Mochamad Rochim
Contact Email
mochammad.rochim@unisba.ac.id
Phone
+6224-8508013
Journal Mail Official
yasir.alimi@gmail.com
Editorial Address
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/about/editorialTeam
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE
ISSN : pISSN246     EISSN : eISSN246     DOI : DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4516
Core Subject : Education, Social,
Di Data GARUDA saya, jurnal KOMUNITAS yang diterbitkan oleh UNNES belum terakreditasi, seharusnya sudah terakreditasi SINTA 2 sesuai data SINTA. https://sinta.kemdikbud.go.id/journals?q=komunitas
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2011): September 2011" : 11 Documents clear
PENGARUH PEMAHAMAN GURU TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Emiasih, Dewi
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2318

Abstract

Integrasi muatan pendidikan karakter di sekolah-sekolah merupakan hal yang baru dimplementasikan di lingkungan pendidikan Kabupaten Pekalongan. Pendidikan karakter masih banyak mengahadapi kendala dalam pelaksanaannya terutama dalam hal pemahaman guru tentang pendidikan karakter. Pemahaman guru tentang pendidikan karakter akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di dalam kelas. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada pelajaran Sosiologi di Pekalongan. Responden dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Sisiologi di Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 38 guru. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran Sosiologi di Kabupaten Pekalongan sebesar 14,3%, artinya ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran Sosiologi di Kabupaten Pekalongan.The integration of character education in schools is a new thing just implemented in Pekalongan educational system. Character education is still facing many obstacles in its implementation, especially in terms of teachers’ understanding of character education. Teachers’ understanding definitely affects the implementation of character education in the classroom. The main question discussed in this article is how teachers’ understanding of character education effeccts the implementation of character education on the subjects of sociology. The purpose of this study was to determine whether there is influence between teachers’ understanding of character education on the implementation of character education on the subjects of Sociology and to find out how much influence. Respondents in this study are Sociology teachers in the district of Pekalongan Sisiologi, that has total number of 38 teachers. The results of this study show that there is positive corelation between teachers ‘understanding of character education on the implementation of character education on the subjects of Sociology in Pekalongan District with score 14.3%. This means that the effect between teachers’ understanding of character education on the implementation of character education on the subjects of Sociology is really significant.
EKSISTENSI GRUP MUSIK KASIDAH “NASIDA RIA” SEMARANG DALAM MENGHADAPI MODERNISASI Cholifah, Umi
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2309

Abstract

Grup musik Kasidah Nasida Ria adalah grup musik bercirikan keIslaman dari Kota Semarang yang cukup legendaris. Seiring dengan berkembangnya musik-musik modern, grup musik ini menghadapi tantangan baru yang mempengaruhi eksistensinya. Tujuan penelitian ini adalah membahas bagaimana eksistensi grup musik Kasidah Nasida Ria Semarang dalam menghadapi modernisasi, serta faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat perkembangan grup musik ini dalam menghadapi modernisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah grup musik Kasidah Nasida Ria Semarang. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grup musik Kasidah Nasida Ria Semarang masih eksis, terbukti masih tampil di televisi dan di berbagai acara. Eksistensi ini didukung oleh motivasi dari pimpinan dan para personel; sifat syairnya yang religius; tanggapan masyarakat; dan faktor lingkungan. Walaupun masih eksis, grup Kasidah Nasidaria mengalami masa surut karena adanya faktor penghambat antara lain, kurangnya publikasi dan promosi, isu-isu yang tidak bertangggung jawab;  plagiarisme, serta persaingan dengan jenis musik lain. Grup musik Kasidah Nasidaria Semarang perlu lebih terbuka terhadap perkembangan teknologi serta berinovasi dalam kesenian keagamaan agar mampu bertahan. Pemerintah juga perlu melakukan pembinaan untuk mengembangkan kesenian-kesenian keagamaan. Nasida Ria is a popular kasidah music group based in Semarang. This group has strong Islamic character and has spawned many hits. Along with the development of modern music, the band is facing new challenges that affect their existence.The objective of this study is to discuss how the existence of Music Group Kasidah Nasida Ria Semarang in present modernization as well as the factors driving and inhibiting the development of this band in facing modernization. In this study, the author uses a qualitative approach. Data collection techniques are observation, interview and documentation. The study shows that the Music Group of Kasidah Nasida Ria Semarang still exist. It is proven by their performance on television and at various public social events. The existence of this group is supported by the motivation of the leadership and personnel; the religious message of their songs; and the support from community and environment. Although it still exists, the group experienced regress because of the inhibiting factors such as capability; lack of publicity and promotion, irresponsible issues; plagiarism, as well as competition with other genres of music. Seeing the challenge of modernization, thus, the Music Group of Kasidah Nasidaria Semarang needs to be more open to technological developments and innovations in religious art in order to survive. The Government also needs to provide guidance to develop religious arts.
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Anggraeni, Lina
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2314

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi meningkatkan minat belajar mata pelajaran sosiologi dengan pengenalan lingkungan sekitar. Lokasi penelitian adalah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kabupaten Tegal. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dan wawancara. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa upaya yang dilakukan guru sosiologi untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas XI IPS terhadap mata pelajaran sosiologi dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai media dan sumber belajar sangat positif. Upaya ini dilakukan dalam bentuk karya wisata untuk mempelajari obyek tertentu, misalnya kunjungan siswa kelas XI ke makam Ki Gede Sebayu. Selain itu ada kegiatan perkemahan di sekitar makam Ki Gede Sebayu. Upaya lainnya adalah melalui kunjungan ke sekolah lain di sekitar MAN Babakan. Faktor yang menghambat penggunaan lingkungan sekitar untuk meningkatkan minat belajar siswa, yaitu faktor internal berupa kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan minimnya kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran; serta faktor eksternal berupa minimnya kesempatan bagi guru untuk menggunakan lingkungan sekitar sebagai salah satu media pembelajaran, kurangnya persiapan, pandangan skeptis dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan menghabiskan waktu, dan sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. The objecticve of this study is to describe the strategy to increase students’ motivation and interest in the subject of sociology through contact with surrounding neighbourhood. This research was done in Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Tegal. Methods of data collection were interviews and observation. The results of the research reveal that teachers’ efforts to increase interest in learning sociology among class XI social program  using surrounding environment as media and learning resource indicate positive results. The effort is done in a field trip to study a particular object, for example,  students’ visit to the tomb of Ki Gede Sebayu. In addition, there are camp activities around the tomb of Ki Gede Sebayu. Another effort is through visiting other schools around MAN Babakan. Factors that inhibit the use of the environment to enhance students ‘learning interest include internal factor such as the lack of student motivation in the learning process and students’ lack of sensitivity to the environment associated with the learning materials; as well as external factors, including lack of opportunity for teachers to use the environment as a learning media, lack of preparation, a skeptical view of teachers and students that field study is time consuming, and the narrow view of teachers that learning only happens in the classroom.
MASALAH DAN USAHA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Wahyu, -
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2310

Abstract

Merajalelanya korupsi menandai bahwa persoalan pendidikan karakter bangsa harus menjadi perhatian semua pihak, pemimpin bangsa, aparat penegak hukum, pendidik dan tokoh-tokoh agama, golongan dan lain sebagainya. Pembangunan karakter harus dibentuk. Studi ini dilakukan berangkat dari keprihatinan saya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam hal pendidikan karakter, lalu menganalisis fakta-fakta yang ada, dan dari sana menawarkan berbagai alternatif penyelesaian. Dari hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan bahwa pembangunan karakter jika ingin efektif dan utuh mesti menyertakan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyambung kembali hubungan dan educational networks yang nyaris putus antara ketiga institusi pendidikan ini. Tanpa tiga institusi itu, program pendidikan karakter sekolah hanya menjadi wacana semata tidak akan berhasil karena tidak ada kesinambungan dan harmonisasi. The current state of corruption should encourage every citizens of the nation, all parties, the leaders of the nation, law enforcement officials, educators and religious leaders, to focus their attention to character building. Character development should be established as part of the national strategy to improve nation’s life. The study begins from my concern about the backwardness of character education in Indonesia, and then from there I attempts to propose alternative solutions. The article concludes that to be successfull, character development should include the participation of three important institutions of social life: family, school and community. Therefore, the first step  is  to reconnect the educational institutions with other institutions. Without the three institutions, the school character education program is only a discourse which will not succeed because there is no continuity and harmonization.
PENDEKATAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA KELAS XI Riyadi, Akbar Wahyu
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2315

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan penggunaan pendekatan pendidikan multikultural pada pelajaran Sosiologi SMA kelas XI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di SMAN 4 Purworejo. Data dikumpulkan melalui metode pengamatan dan wawancara dengan guru Sosiologi SMAN 4 Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Pendekatan Pendidikan multikultural yang dilakukan oleh guru sosiologi SMA menekankan pada tiga bentuk: optimalisasi peran rasionalitas bagi siswa, praktek dan pembiasaan perbedaan pendapat. Pendekatan ini tepat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada materi kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Kendala dalam pelaksanaan pendekatan multikultural di SMA adalah, alokasi waktu pertemuan, konsentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran yang berhubungan dengan multikultural, keterbatasan media pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran serta minat siswa dalam belajar. Hal ini membuat guru bekerja ekstra untuk membuat variasi dalam pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar dapat berhasil dengan baik.The objective of this article is to describe the use of multicultural education approach to the study of sociology for senior high school student class XI. This study is a qualitative study conducted in SMAN 4 Purworejo. Data were collected through a method of observation and interviews with teachers of Sociology. The results show that the characteristics of a multicultural approach to education implemented by high school sociology include three forms: teacher’s emphasis on the optimization of students’ rationality, practice and dissent habituation. This approach is appropriate for the learning activities on material of social groups in multicultural societies. Constraints in the implementation of a multicultural approach in high school include time allocation, student’s concentration, the limitations of instructional media used during the learning process, and finally the student’s interest in learning. This makes teachers work hard to make the variation in learning in order that teaching and learning activities can have good results.
PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DALAM PENANAMAN NILAI BUDAYA MELALUI PENDIDIKAN FORMAL Anas, Zulfikri
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2311

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi gagasan penggunaan pendekatan brain based learning dalam penanaman nilai budaya melalui pendidikan formal. Undang-Undang  menyatakan dengan tegas bahwa pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi setiap siswa agar menjadi warga negara yang cerdas, kreatif dan berakhlak mulia.  Nilai-nilai budaya  mengkondisikan manusia untuk hidup saling menghargai dengan berbagai nilai-nilai yang diyakini bersama. Seyogyanya kehidupan menjadi harmonis karena semua yang melingkupi kehidupan manusia menggiring ke arah sana. Akan tetapi mengapa tatakrama, kreatifitas, kemandirian dan ciri-ciri kemanusiaan lainnya menjadi memudar? Dunia pendidikan termasuk yang paling disoroti. Berbagai pendapat ekstrim menyatakan, pendidikan telah mencabut anak dari akar budayanya. Penyebabnya adalah pembelajaran yang monoton, mengekang, dan mempoisisikan anak sebagai obyek pembelajaran, bukan subyek yang aktif. Untuk mengembalikan fungsi pendidikan ke arah yang diharapkan, harus diciptakan iklim pembelajaran yang semirip mungkin dengan kehidupan nyata serta pengintegrasian kurikulum dengan hal-hal nyata dalam kehidupan. Kondisi ini akan mendorong  peserta didik  untuk berkembang dan menjadi anak-anak yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. Hal inilah yang menjadi salah satu sasaran penerapan brain based learning. The objective of this study is to explore ​​the use of brain based learning approach in character education ​​through formal education. Law insists that education is a conscious effort to develop the potential of every student to become a smart, creative, and noble citizen. Cultural values suggest human condition to live with mutual respect with different values ​​shared together. If this condition is achieved, a harmonious life for all human life can be realized. However, why manners, creativity, independence and other human traits is fading? Education is among the most highlighted. Some extreme opinions has highlighted that the education has uprooted children from their cultural roots. This is caused by monotone and curbing learning, which places child as an object of learning, rather than active subjects. To restore the function of education in the direction expected, the learning climate must be created as closely as possible to real life as well as the integration of curriculum with real things in life. This condition will encourage learners to develop and become intelligent, creative, and noble children. This has become one of the target of the application of the brain based learning.
SISTEM BAGI HASIL MARO SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2316

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan sistem bagi hasil maro dalam bidang pertanian serta manfaatnya dalam kehdupan masyarakat. Sistem perjanjian bagi hasil merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat desa sejak dahulu. Mekanisme sistem perjanjian bagi hasil yang dilakukan adalah menggunakan sistem maro yaitu penggarap yang membiayai semua biaya pertanian dan hasilnya dibagi dua dengan pemilik sawah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Desa Jagung Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan perjanjian bagi hasil tidak hanya dapat meningkatkan perekonomian tetapi juga dapat juga memupuk solidaritas dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya kepedulian antara pemilik dan penggarap sawah yang diwujudkan dengan saling bantu saat salah satu dari mereka mengalami kesulitan. Namun demikian, perhatian dari pemerintah tetap diperlukan guna menjamin hubungan baik antara kedua belah pihak yang bekerjasama.The purpose of this study is to describe the  traditional sharing system known as ”maro” in agriculture and its usefulness in society life. Maro sharing system has been conducted ​by the villagers long ago. In maro, the peasant pays for all the costs of agriculture and the crops will be shared with the owner of the fields. This study is a qualitative study conducted in the Village of Jagung, Kesesi, Pekalongan district. Data collection was done by using observation, interview and documentation. The results of the research show that the implementation of sharing system agreement can not only boost local economy but also can also foster solidarity within the community. This is evidenced by the concern among the owners and cultivators of rice fields, realized with helping each other when one of them have difficulties. However, the attention of the government is still needed to ensure good relations between the two sides who are working together.
AJARAN SUNAN GESENG BAGI KEHIDUPAN KEAGAMAAN MASYARAKAT Faelasofa, Dina
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2312

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengaruh ajaran Sunan Geseng bagi kehidupan keagamaan masyarakat di wilayah Grabag Magelang. Sunan Geseng adalah seorang tokoh agama atau disebut wali yang menyebarkan agama Islam di wilayah Grabag, Kabupaten Magelang yang sampai sekarang ajaran-ajarannya masih dilaksanakan oleh masyarakat di wilayah Grabag, yang diwujudkan dalam kehidupan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah komplek makam Sunan Geseng. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengadopsi pola studi kasus. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian mengungkapkan beberapa fakta tentang kuatnya pengaruh ajaran Sunan Geseng terhadap kehidupan masyarakat Grabag Magelang. Contohnya, makam Sunan Geseng yang digunakan sebagai tempat wisata spiritual keagamaan, yang banyak dikunjungi  para peziarah. Selain itu ada tradisi selikuran yang dilaksanakan setahun sekali pada malam ke-21 bulan Ramadhan di kompleks makam Sunan Geseng. Juga masih terdapat kegiatan keagamaan masyarakat yang menganut ajaran Sunan Geseng seperti tradisi slametan, gendurenan, methoan, dan tradisi-tradisi yang lainnya. Hal lain yang menarik adalah banyak pondok pesantren yang sistem pengelolaan maupun pengajarannya serupa dengan pondok pesantren rintisan Sunan Geseng. Hal ini membuktikan teori sentimen kemasyarakatan yang menyatakan bahwa peristiwa sejarah masa lampau dan peninggalan-peninggalan Sunan Geseng menjadi dasar sentimen kemasyarakatan.The objective of this research is to describe the influence of Sunan Geseng religious teachings on the society of Grabag, Magelang. Sunan Geseng is a religious figure or called wali who spreaded Islam in Grabag region, Magelang. His religious teachings are still implemented and hold by the society in Grabag region, living in  Sunan Geseng cemetary area. The method used in this study is a qualitative research which also adopted the pattern of case study. Data was collected through interview and observation. Research results show the strong influence of Sunan Geseng’s religious teaching is apparent in Grabag, Magelang. Among the indicators are the use of Sunan Geseng’s cemetery as spiritual tourism site visited by people from many area. There is also selikuran tradition held annually at the 21st night of Ramadhan in Sunan Geseng cemetery area. There are also other rituals like slametan, gendurenan, and methoan. Another interesting thing is that many boarding schools still adopt the management system or learning process like those of Sunan Geseng. All of this enforce the society sentiment theory stating that historical memory in the the past and Sunan Geseng heritages are fondation for society sentiment.
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Putri, Noviani Achmad
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2317

Abstract

Pembangunan fisik perlu diimbangi dengan pembangunan moral. Salah satu cara pembangunan moral terhadap generasi muda adalah melalui pendidikan karakter yang dilaksanakan di lembaga Sekolah Menengah Atas. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan model penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui mata pelajaran Sosiologi. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Semarang. Hasil penelittian menunjukkan bahwa pendidikan karakter di SMA Negeri 5 Semarang dilaksanakan dengan cara diintegrasikan ke semua mata pelajaran yang ada. Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui mata pelajaran Sosiologi dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya: materi Sosiologi yang telah dianalisis nilai-nilai karakternya, RPP dan Silabus Sosiologi yang berkarakter, metode penanaman oleh guru, media pembelajaran berbasis karakter dan evaluasi penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. Pengembangan dan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter di SMA Negeri 5 Semarang juga dilakukan melalui penyediaan fasilitas seperti tempat ibadah, laboratorium bahasa dan budaya serta Pusat Sumber Belajar yang baik serta ditunjang dengan berbagai program sekolah mulai dari ekstra kurikuler, pengembangan budaya sekolah, wawasan wiyata mandala dan tentunya ditunjang dengan visi dan misi sekolah yang ada.Physical development needs to be balanced with moral development. One way of moral development in young people is through character education held in institutions of senior high school. The purpose of this study is to explore the experience ​​of SMAN 5 Semarang in habituating character education  through Sociology. The research results show that character education in SMA Negeri 5 Semarang is implemented integratedly into the existing subjects. The investment of character education values through sociology courses can be viewed from several aspects, such as character values, character-based lesson plan and syllabus, character building by teachers, character-based learning media and evaluation of the investment of character education values. Development and cultivation of character education values in SMA Negeri 5 Semarang is also done through the provision of facilities such as places of worship, cultural and language labs and good Learning Resource Center, accompanied by a variety of programs ranging from extra-curricular activity, school culture development, wiyata mandala insight and of course supported by the vision and mission of the school.
PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DALAM RITUAL DI KELENTENG BAN ENG BIO ADIWERNA Listiyani, Titin
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2308

Abstract

Keberadaan Kelenteng Ban Eng Bio yang terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk Tionghoa dan non Tionghoa yang berbeda agama banyak membawa pengaruh. Salah satunya adalah dalam pelaksanaan ritual yang dilakukan di Kelenteng. Pelaksanaan ritual di Kelenteng tidak hanya melibatkan masyarakat Tionghoa yang berada di sekitar Kelenteng, tetapi juga masyarakat non Tionghoa yang berada di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji bagaimana pelaksanaan ritual yang dilakukan di Kelenteng Ban Eng Bio dalam membentuk solidaritas sosial, serta bagaimana partisipasi masyarakat Tionghoa dan non Tionghoa sekitar Kelenteng dalam ritual di Kelenteng Ban Eng Bio terhadap upaya pengembangan integrasi sosial. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan ritual yang dilakukan di Kelenteng melibatkan masyarakat Tionghoa dan non Tionghoa baik sebagai pendukung, pengaman maupun penonton, sehingga terjadi suatu solidaritas sosial diantara mereka. Partisipasi masyarakat non Tionghoa dan Tionghoa dapat meningkatkan integrasi sosial masyarakat khususnya di Desa Adiwerna. Keterlibatan masyarakat sekitar kelenteng khususnya masyarakat non Tionghoa dalam ritual masyarakat Tionghoa diupayakan tidak mengarah pada terjadinya percampuran agama yang dianggap bisa menumbuhkan masalah baru dalam hubungan antar umat beragama.The location of Ban Eng Bio temple in the middle of the Chinese and non-Chinese residences , with different religious backgrounds, brings many influences. One of them is the influence on the rituals performed in the temple. The implementation of the ritual in the temple does not only involve the Chinese community around the temple, but also non-Chinese communities in the surrounding areas. The objective of this reasearch is to study how rituals performed at the Ban Eng Bio temple  and the participation of non-Chinese and Chinese communities around the temple forms solidarity and social integration. The methods of research is a qualitative approach and data was collected through observation, interview and documentation. The research reveals that the rituals done in the temple involve non-Chinese and Chinese communities either as supporters, workers, or viewers, resulting in the strengthening of social solidarity among them. The participation of non-Chinese and Chinese society also improves the social integration of people, especially in the Village  of Adiwerna. The involvement of communities around the temples, especially non-Chinese people in Chinese society ritual does not lead into the mixing of religion because it can grow a new problem in inter-religious relations.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 1 (2023): March Vol 14, No 2 (2022): September 2022 Vol 14, No 1 (2022): March 2022 Vol 14, No 2 (2022): September Vol 13, No 2 (2021): September 2021 Vol 13, No 1 (2021): March 2021 Vol 12, No 2 (2020): September 2020 Vol 12, No 1 (2020): March 2020 Vol 12, No 2 (2020): September Vol 12, No 1 (2020): March Vol 11, No 2 (2019): September 2019 Vol 11, No 1 (2019): March 2019 Vol 11, No 1 (2019): Komunitas, March 2019 Vol 11, No 2 (2019): September Vol 10, No 2 (2018): Komunitas, September 2018 Vol 10, No 2 (2018): September 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March 2018 Vol 10, No 1 (2018): March 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March Vol 9, No 2 (2017): Komunitas, September 2017 Vol 9, No 2 (2017): September 2017 Vol 9, No 1 (2017): March 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 2 (2016): September 2016 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 8, No 1 (2016): March 2016 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 2 (2015): September 2015 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 7, No 1 (2015): March 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 2 (2014): September 2014 Vol 6, No 1 (2014): March 2014 Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 5, No 2 (2013): September 2013 Vol 5, No 1 (2013): March 2013 Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 4, No 2 (2012): September 2012 Vol 4, No 1 (2012): March 2012 Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 3, No 2 (2011): September 2011 Vol 3, No 1 (2011): March 2011 Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 2, No 2 (2010): September 2010 Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal More Issue